Kamis, 22 Desember 2016

6 Upacara Kelahiran Bayi Dalam Adat Jawa



6 Upacara Kelahiran Bayi Dalam Adat Jawa

Dalam menyambut kelahiran bayi orang jawa memiliki beberapa upacara penting yang biasa dilakukan. Berbagai upacara ini bertujuan sebagai rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa momongan yang menjadi harapan setiap keluarga.
Selain sebagai satu bentuk rasa syukur, berbagai upacaraa tradisi jawa untuk menyambut kelahiran bayi biasanya juga dilangsungkan sebagai salah satu bentuk doa agar si jabang bayi dan keluarganya selalu diberi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan oleh Yang Kuasa.

Berikut ini beberapa upacara tradisi jawa yang dilakukan saat kelahiran bayi, yakni:

1.     Mengubur Ari-ari.


Ari-ari secara medis merupakan sebuah organ yang berfungsi untuk menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam rahim. Lewat ari-ari juga zat-zat antibodi, berbagai hormon dan gizi disalurkan sehingga janin bisa tumbuh dan berkembang menjadi bayi.

Bagi orang jawa ari-ari memiliki “jasa” yang cukup besar sebagai batir bayi (teman bayi) sejak dalam kandungan. Oleh karena itu sejak fungsi utama ari-ari berakhir ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian rupa agar tidak dimakan binatang ataupun membusuk di tempat sampah. Upacara mendhem ari-ari ini biasanya dilakukan oleh sang ayah, berada di dekat pintu utama rumah, diberi pagar bambu dan penerangan berupa lampu minyak selama 35 hari (selapan). (klik disini)


2. Brokohan

Brokohan merupakan salah satu upacara tradisi jawa untuk menyambut kelahiran bayi yang dilaksanakan sehari setelah bayi lahir. Kata Brokohan sendiri berasal dari kata barokah-an, yang artinya memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi.
Dalam acara ini biasanya para tetangga dekat dan sanak saudara berdatangan berkumpul sebagai tanda turut bahagia atas kelahiran bayi yang berjalan dengan lancar.

3. Sepasaran


Sepasaran menjadi salah satu upacara adat jawa yang dilakukan setelah lima hari sejak kelahiran bayi. Dalam acara ini pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah dilahirkan. Acara sepasaran secara sederhana biasanya dilakukan dengan kenduri, bagi yang memiliki rejeki yang lebih biasanya dilaksanakan seperti orang punya hajat (mantu). Adapun inti dari acara sepasaran ini adalah upacara selamatan sekaligus mengumumkan nama bayi yang telah lahir.  Cara Pemberian Nama Bayi Ala Orang Jawa  (klik disini)

4. Puputan

Upacara puputan dilakukan ketika tali pusar yang menempel pada perut bayi sudah putus. Pelaksanaan upacara ini biasanya berupa kenduri memohon pada Tuhan Yang Maha Esa agar si anak yang telah puput puser selalu diberkahi, diberi keselamatan, dan kesehatan. Orang tua jaman dulu melaksanakan upacara puputan dengan menyediakan berbagi macam sesaji, namun masyarakat jawa modern biasanya acara puputan dibuat bersamaan dengan upacara sepasaran ataupun selapanan, hal ini tergantung kapan tali pusar putus dari pusar bayi.

5. Aqiqah

Akulturasi budaya Jawa-Islam sangat terlihat dalam upacara Aqiqah. Upacara yang dilakukan setelah tujuh hari kelahiran bayi ini biasanya dilaksanakan dengan penyembelihan hewan kurban berupa domba/kambing. Jika anak yang dilahirkan laki-laki biasanya menyembelih dua ekor kambing, dan bila anak yag dilahirkan adalah perempuan maka akan menyembelih satu ekor kambing.

6. Selapanan

 
Upacara Selapanan dilakukan 35 hari (selapan) setelah kelahiran bayi. Upacara selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hinngga gundul dan pemotongan kuku bayi. Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus doa agar kedepannya si jabang bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.
Dari berbagai Sumber.

1 komentar: